Senin, 10 Juli 2017

Pendekatan Tradisional Formulasi Teori Akuntansi

Pendekatan Tradisional Formulasi Teori Akuntansi Reaksi Metode :
A. Deskriptif / Normatif.
B. Teoritis / Non-teoritis.
C. Penjelasan Deskriptif / Induktif.
D. Fokus : Konsep Belajar Kesejahteraan Sosial / Ekonomi.

A.    Pendekatan Deskriptif / Normatif

1.      Teori Deskriptif
Dalam profesi akuntansi ada keyakinan yang luas bahwa akuntansi merupakan suatu seni yang tidak dapat difromalkan dan bahwa metodelogi yang digunakan secara tradisional dalam penyusunan teori akuntansi merupakan sebuah upaya menilai apa yang terjadi melalui praktik-praktik akuntansi.

2.      Teori Normatif
 Berusaha menjelaskan bagaimana seharusnya akuntansi dipraktikkan. Teori normatif sering dinamakan teori a priori yang berartinya dari sebab ke akibat, atau bersifat deduktif.

B.     Pendekatan Teoritis / Non-Teoritis
Pendekatan teoritis, terdiri dari :
1.      Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif dalam penyusunan teori mana pun diawali dengan dalil dasar dan diteruskan dengan pengambilan kesimpulan logis mengenai subjek yang dipertimbangkan. Pendekatan deduktif dimulai dengan dalil akuntansi dasar dan dilanjutkan dengan menurunkan prinsip-prinsip akuntansi melalui cara-cara logis yang dipakai sebagai pedoman dan dasar bagi pengembangan teknik-teknik akuntansi.
Langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh pendekatan deduktif akan meliputi:
1.      Menentukan tujuan dari laporan keuangan.
2.      Memilih postulat dari akuntansi.
3.      Menghasilkan prinsip dari akuntansi.
4.      Mengembangkan teknik dari akuntansi.

2.      Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif dalam penyusunannya dari suatu teori diawali dengan observasi dan pengukuran serta berlanjut pada kesimpulan umum. Dalam penerapatannya dalam akuntansi, pendekatan induktif diawali dengan observasi mengenai informasi keuangan dari perusahaan bisnis dan dilanjutkan dengan menyusun generalisasi dan prinsip-prinsip akuntansi dari observasi tersebut berdasarkan kepada hubungan yang berulang kembali.
Pendekatan induktif mencakup empat tahap:
1.      Mencatat seleuruh observasi.
2.      Menganalisis dan mengklasifikasi observasi ini untuk mendeteksi adanya hubungan yang berulang kembali.
3.      Penurunan induktif dari generalisasi dari prinsip akuntansi dari observasi yang menggambarkan hubungan berulang.
4.      Menguji generalisasi.

3.      Pendekatan Etis
Pendekatan etis terdiri atas konsep kewajaran, keadilan, ekuitas, dan kenyataan. Kewajaran telah menjadi salah satu tujuan dasar akuntansi. Committee on auditing procedures mengacu pada kriteria dari “kewajaran dari penyajian” seperti kepatuhan terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, pengungkapan, konsistensi, dapat diperbandingkan.

4.      Pendekatan Sosiologi
Pendekatan sosiologi menekankan pengaruh social dari teknik akuntansi. Hal ini merupakan pendekatan etis yang berpusat pada suatu konsep dari kewajaran yang lebih luas, kesejahteraan social. Berdasar pada pendekatan sosiologi, prinsip atau teknik akuntansi yang ada dievaluasi untuk penerimaan dari dasar pengaruh laporannya terhadap seluruh kelompok dalam komunitas.
Pendekatan sosiologi terhadap formulasi suatu teori akuntansi telah memberikan kontribusinya kepada evolusi dari sebuah subdisiplin ilmu akuntansi baru, yang dikenal sebagai akuntansi sosioekonomi. Tujuan untama dari akuntansi sosioekonomi adalah untuk mendorong entitas-entitas bisnis yang berfungsi di system pasar bebas untuk memperhitungkan dampak dari pengaruh kegiatan produksi mereka sendiri dalam lingkungan sosial melalui pengukuran, internalisasi, dan pengungkapan dalam laporan keuangan mereka.

5.      Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ekonomi dalam merumuskan suatu teori akuntansi menekankan pada pengendalian perilaku dari indikator-indikator makro ekonomi yang dihasilkan oleh adopsi dari berbagai teknik akuntansi. Pendekatan ekonomi berfokus pada suatu konsep dari kesejahteraan ekonomi umum.
Kriteria umum dipakai dalam pendekatan ekonomi makro adalah secara awal, bahwa kebijakan dan teknik akuntansi seharusnya mencerminkan kenyataan ekonomi, dan bergantung pada konsekuensi ekonomi.

Pendekatan Non-Teoritis
Pendekatan nonteoritis adalah suatau pendekatan pragmatis dan pendekatan kekuasaan. Pendekatan pragmatis terdiri atas penyusunan suatu teori yang ditandai oleh kesamaan dengan praktik dunia nyata yang berguna dalam artian memberikan solusi yang sifatnya praktis.

Daftar Pustaka :
http://www.academia.edu/3586752/teori_akuntansi
https://kartikaharahap.wordpress.com/2011/11/11/pendekatan-dalam-perumusan-teori-akuntansi/

https://nabilarachmas.wordpress.com/2014/10/11/pendekatan-tradisional-untuk-perumusan-teori-akuntansi/

Sabtu, 11 Juni 2016

money and happiness?????

We’ve all heard that money can’t buy happiness. It may interest you to know that Michael Norton of the Harvard Business School says, “If you think money can’t buy happiness, you’re not spending it right.” His study found that what generates happiness is spending it on others. Some of their research was done on Canadian university students, so it might seem a little biased, but some of the same research was also done with people in Uganda. Their Gallup poll found in nearly every country in the world that people who give to charity are happier people. 

We can take that one step farther and listen to author and leadership mentor Simon Sinek, who points out that:

“When we do good for others it inspires others to do good for others. When we look out for those in our tribe, when we look out for those in our group, it feels good, it releases oxytocin. And the more oxytocin you have in your body, the more you want to do things for others... If you start doing little things for others, others will start to do little things too.”

If you were offered a well-deserved raise at work or a no-strings-attached wad of money, would you take it? You’ve surely heard that money can’t buy happiness, but it can certainly get you closer to an enjoyable life, right?

Yes and no, says Elizabeth Dunn, Ph.D., associate professor of psychology at the University of British Columbia and author of Happy Money: The Science of Smarter Spending. “It turns out, what you do with your money seems to matter just as much to your happiness as how much you make,” she says; good news for those of us without a sudden windfall or promotion in our near futures.

Here are six facts that may surprise you — and tips on how to live the good life, no matter how much you’ve got.

Don’t sweat the six-figure job.
“There is definitely a correlation between income and happiness,” says Dunn. “But actually, money buys less happiness than people assume.” And in some ways, it buys happiness only up to a certain point: A 2010 Princeton University study found that emotional well-being — defined by the frequency of emotions like joy, anger, affection and sadness — tended to rise with salary, but only up to about $75,000. Beyond that, people continued to rate their lives as more satisfying, but they didn’t seem to experience any more happiness on a day-to-day basis.

Spend on experiences, not things.
Material goods may last longer, but a 2014 San Francisco State University study shows that life experiences — like trips, fancy dinners and spa treatments — provide more satisfaction in the long run. Researchers interviewed volunteers before and after they made purchases of both types, and found that afterward, most people viewed the intangibles as a better use of money. However, they add, an experience has to fit a person’s personality in order to have benefit; someone who doesn’t like show tunes, for example, probably won’t see the value in a Broadway play.

Donate to charity.
Giving to people or organizations in need “has a direct correlational effect on happiness that is basically equivalent to a doubling of household income,” says Dunn, citing research from a Gallup World Poll. How you give matters, too, she says: You’ll get more of an emotional reward by supporting groups you feel closely connected to, or when a close friend asks for your help. (In other words, accept that Ice Bucket Challenge already — the giving money part, at least!)

Pay it off early.
“The pleasure of consumption can be dragged down by the pain of having to pay for it,” says Dunn. One way to get around that? Put money down for things as early as you can, even if you won’t actually experience them for a while — book trips months in advance, pre-order books and albums you’re excited about, or purchase credit for a service you can redeem at a later date. “Research shows that what lies in the future is much more emotionally evocative than what lies in the past,” she adds. “If we paid for something last year, it’s almost like our brain forgets we ever spent money on it.”

Give thoughtful gifts.
When money gets tight, it may seem wasteful to splurge on presents and tokens of affection — but Dunn’s research shows that spending money on others, especially a loved one, is one of the happiest things you can do with your money. (In one study, people who had been asked to spend $5 on someone else felt better at the end of the day than those who’d been asked to spend it on themselves.) It’s the thought that counts, too: Both givers and receivers are happier when a gift is a good fit for the recipient’s personality.

Use a debit, not credit card.
Being in debt is negatively associated with happiness, and is linked to health problems such as depression and anxiety. It may be hard to avoid all forms of debt, but one way to keep from falling deeper into it is to make everyday purchases with debit accounts, rather than charging them. “Debit cards are way happier plastic,” says Dunn. “They provide a lot of the same conveniences as credit cards, but don’t have the same long-term problems associated with them.

Selasa, 29 Desember 2015

TUGAS BULAN 3



KONSEP MENULIS LAPORAN ILMIAH

Karya tulis mempunyai banyak ragam tergantung dari tujuan, manfaat, sumber penulisan, dan aspek-aspek lainnya. Karya tulis ilmiah dapat didefinisikan sebagai laporan tertulis tentang (hasil) suatu kegiatan ilmiah. Definisi yang lebih kompleks dapat dikemukakan bahwa pengertian karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka yang didasarkan pada pemikiran atau metode ilmiah yang logis dan empiris (http://belajarpsikologi.com/karya-tulis-ilmiah).

Jenis – Jenis Karya Tulis Ilmiah
Ada berbagai macam cara penggolongan jenis karya tulis ilmiah yang didasarkan pada :
  • Cara penulisan, yaitu ada karya tulis ilmiah murni yang biasanya ditujukan untuk konsumsi kalangan cendekiawan atau profesi dan karya tulia ilmiah yang ditujukan untuk masyarakat umum dengan tujuan membangkitkan motivasi terhadap suatu pemecahan masalah.
  • Sumber Utama yang digunakan dalam penulisan, yaitu berupa :
  • Laporan Kasus, yaitu laporan tentang suatu hasil pengamatan/tindakan pemecahan masalah yang belum banyak diketahui orang.
  • Laporan Penelitian yaitu suatu laporan tentang penelitian yang telah diselesaikan oleh penulis dimana masalah penelitiannya diambil dari sekelompok anggota masyarakat dan dilakukan berdasarkan metodologi yang rinci dan terarah.
  • Studi Kepustakaan merupakan penalaahan gagasandari berbagai ahli tentang suatu masalah untuk dibandingkan kemudian disimpulkan menurut pandangan penulis.

    Berdasarkan bentuk karangannya, diantaranya yaitu :
  1. Makalah, merupakan segala bentuk karya tulis baik berupa pembahasan ataupun hasil karangan tentang suatu pokok bahasan.
  2. Skripsi, yaitu suatu karya tulis singkat yang didasari oleh penelitian berupa bahan – bahan bacaan atau observasi lapangan.
  3. Tesis merupakan karya tulis singkat yang didasari oleh penelitian berupa bahan – bahan bacaan atau observasi lapangan secara lebih mendalam dan merupakan laporan penelitian yang dilakukan secara seksama berdasarkan metodologi penelitian yang biasanya merupakan karya tulis akhir Program Strata Dua/ Magister atau Program Spesialis Satu.
  4. Disertasi merupakan istilah yang digunakan untuk karya tulis ilmiah yang dibuat dalam mencapai gelar di sebuah Universitas yaitu Program Strata Tiga/ Doktor (Haryanto, AG. 2000).
Manfaat Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Menurut Sikumbang dalam Haryanto, AG (2000) ada 6 manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah, yaitu sebagai berikut : 
  1. Melatih mengembangan ketrampilan membaca efektif. 
  2. Melatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai literatur, mengambil sarinya dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
  3. Memperkenalkan penulis pada kegiatan kepustakaan.
  4. Meningkatkan ketrampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis.
  5. Memperoleh kepuasan intelektual.
  6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
Proses Penyusunan Karya Tulis Ilmiah 

Pada dasarnya dalam penyusunan karya tulis ilmiah terdapat 5 tahap, yaitu Persiapan, Pengumpulan data, Pengorganisasian dan pengonsepan, pemeriksaan/ penyuntingan konsep dan  penyajian.
  • Tahap persiapan, meliputi pemilihan topik/ masalah, penentuan judul dan pembuatan kerangka karangan.

  • Tahap pengumpulan data, meliputi pencarian keterangan dari berbagai literatur, pengumpulan keterangan/data dari pihak – pihak yang dianggap mengetahui masalah yang akan diteliti dan yang terakhir yaitu melakukan percobaan atau pengujian di lapangan atau laboratorium.

  • Tahap pengorganisasian dan pengonsepan ini meliputi pengelompokan data yaitu menelaah bagian – bagian yang harus didahulukan kemudian lakukan pengonsepan berdasarkan data tersebut.
  • Pemeriksaan/ penyuntingan konsep, yang termasuk dalam tahap ini adalah pengecekan dan membaca kembali naskah seta penyaringan kekurangan yang ada.

  • Penyajian, yang termasuk dalam tahap ini adalah pengetikan hasil penelitian 
RANCANGAN USULAN PENELITIAN

Rancangan usulan penelitian
A.Manfaat rancangan usulan penelitian
1)Sebagai kerangka operasional penelitian (blue print)
2)Menegaskan kedalaman (intensitas) dan keleluasaan (ekstensitas) penelitian.
3)Memperkirakan penelitian yang akan dihadapi dan rancangan alteratif penyelesaiannya.
4)Mengetahui kelemahan hasil penelitian

B.Bentuk rancangan usulan penelitian
Suatu penelitian itu mungkin bermaksud dan bertujuan untuk memperoleh data informasi dan kemudian untuk bahan menulis. Misalnya :
a.Skripsi
b.Makalah untuk seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah lainnya
c.Karangan ilmiah
d.Tesis magister/disertasi doctor
e.Laporan proyek

Bobot dan mutu akademis karangan ilmiah hasil penelitian itu dapat dikaji dan dinilai dari 6 aspek :
1.Aktualitas masalah
Masalah yang diformulasikan haruslah masalah yang masih hangat diperbincangkan/upto date dan banyak mencari perhatian para ahli untuk dicari jawabannya serta juga harus nyata adanya
2.Relevansi manfaat praktis
Jawaban masalah yang dikemukakan bernilai prakktis, sehingga hasil penelitian bedaya guna serta menjangkau masyarakat luas. Kesimpulan- kesimpulan yang ditarik harus mantap dan saran-sarannya menarik perhatian dan beralasan kuat
3.Metodologi penelitian akurat
bObot mutu akademis karya tulis hasil penelitian itu ditentukan juga oleh adekuasi rancangan penelitian, instrumentasi dan pengukuran, metodologi penulisannya juga ikut menentukan bobot nilai/ mtu akademis karya tulis ilmiah
4.Orisinalitas penelitian
Penelitian disebut orisinal bila bahan dan atau metode yang digunakan belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, setidak-tidaknya menurut jangkauan informasi yang tersedia. Dengan kata lain walaupun bahan sama tetapi metodenya beda, maka penelitian itu dianggap penelitian orisinal dan juga sebaliknya jika bahan beda tapi metode sama itu juga digolongkan penelitian orisinal
5.Sumbangan terhadap ilmu pengetahuan
Penelitian yang bersipat integratif dan konprehensif yaitu penelitian yang hasilnya merupakan kebulatan dan menyeluruh
6.Sistematika penyusunan karya tulis
Ketajaman logika (way of thinking) dan urutan serta kaitan logika (flow of thought) ini mengarahkan sistematika dan jelasnya pokok persoalan dalam karya tulis, apabila materi yang terkumpul dikomunikasikan secara konsisten dengan menjaga relevansi setiap aspek, sedemikian sehingga kalimat yang satu berhubungan dean berkaitan maka komunikasi yang dibuat akan lebih efektif rancangan usulan penelitian adalah langkah yang paling awal dalam proses penyusunan penelitian. Usulan penelitian adalah langkah berikutnya, dan makalah adalah hasil akhirnya.
Rancangan usulan penelitian ini memberi gambaran secara menyeluruh tentang pokok masalah yang hendak diteliti, teori dan konsep serta data yang dipakai untuk melakukan penelitian; cara penelitian dilakukan dan hasil yang diharapkan akan dicapai. Rancangan usulan penelitian ini dipakai untuk menilai apakah seorang itu bisa mulai melakukan penelitian secara mandiri.

Rancangan usulan penelitian untuk disertasi sekurang-kurangnya memuat unsur-unsur pokok sebagai berikut :
1.Bagian Awal
a.Judul penelitian yang direncanakan akan dilakukan.
b.Identitas penyusun rancangan.
c.Tanggal pengajuan rancangan ke Program Pascasarjana.

2.Bagian Utama
Bagian utama meliputi :
a.Rasional dari judul yang dipilih.
b.Perumusan masalah, telaah pustaka dan penelitian terdahulu.
c.Tujuan dan kegunaan penelitian.
d.Kerangka pemikiran teoritis.
e.Rancangan hipotesis, jika dipakai.
f.Metode penelitian.
g.Hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi.
h.Jadwal penelitian.

3.Bagian Akhir
a.Daftar pustaka sementara.
b.Daftar riwayat hidup penyusun rancangan.

Uraian terperinci mengenai unsur-unsur pokok itu akan disaksikan pada Bab III.

C.ISI RANCANGAN USULAN PENELITIAN
A.Bagian Awal
1.Judul
Judul rancangan usulan penelitian diketik dengan huruf kapital. Judul hendaklah cukup ekspresif menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat :
Rancangan Usulan Penelitian Untuk Disertai
2.Identitas Penulis
Nama : hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf Kapital.
3.Tanggal Pengajuan, ditulis :
Diajukan kepada Program Pascasarjana
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
pada tanggal
………………………….. 20………

B.Bagian Utama
1.Perumusan Masalah
Dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi, unsur pokok perumusan masalah ini mempunyai peranan lebih penting dari unsur-unsur pokok lain. Didalam perumusan masalah inilah akan terlihat kesiapan akademik penyusunan rancangan usulan penelitian itu. Unsur pokok perumusan masalah ini sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :
a.Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.
b.Beberapa bukti bahwa masalah tersebut belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
c.Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks permasalahan yang lebih besar.
Rasional dari judul yang dipilih. Memberikan nalar dan pembenaran terhadap pemilikan dan perumusan judul yang dipilih. Pada bagian ini dapat dilengkapi dengan pertanyaan penelitian, hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi. Uraian tentang perkiraan hasil (kuantitatif/kualitatif) yang diperkirakan akan dicapai. Diuraikan pula masalah atau hambatan yang diperkirakan akan dihadapi yang dapat mempengaruhi untuk penelitian.

2.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dalam fasal tujuan dan kegunaan penelitian ini disebutkan secara spesifik tujuan-tujuan apa yang dirancangkan akan dicapai dalam penelitian itu dan kegunaan apa yang akan diperoleh dari penelitian yang dirancangkan.

3.Kerangka Pemikiran Teoritis
Fasal kerangka pemikiran teoritis memuat garis-garis besar pemikiran teoritis, termasuk telaah pustaka yang akan menuntun penyusun dalam membangun teori yang akan disajikan dan diuji dalam rangka penyusunan disertasi.

4.Hipotesis
Hipotesis, jika ada, hendaklah dirumuskan dengan tepat dan jelas dalam kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap ilmiah yang diambil terdapat masalah yang hendak diteliti.

5.Metode Penelitian
Pasal metode penelitian memuat hal-hal sebagai berikut:
a.Pendekatan dan bentuk/cara yang dipakai untuk meneliti.
b.Penjelasan tentang populasi serta rancangan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
c.Metode pengumpulan data dan alat pengambil data yang akan digunakan.
d.Bahan-bahan yang akan dipakai, kalau ada.
e.Alat-alat perlengkapan yang akan dipakai, kalau ada.
f.Teknik atau model analisis yang akan dipakai.
g.Rancangan aturan-aturan untuk menerima atau menolak hipotesis.

6.Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dibuat secara cermat, dengan mempertimbangkan kelayakannya. Jadwal penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
a.Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan.
b.Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing tahap, dinyatakan dalam satuan bulan.
c.Rincian kegiatan untuk tahap masing-masing.

C.Bagian Akhir
1.Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang telah dijadikan sumber dalam penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan penelitian.
Hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah seperti disebutkan dibawah ini:
a.Untuk buku :
1.Nama penulis
2.Tahun penerbitan
3.Judul buku
4.Nama penerbit
5.Tempat penerbitan.

b.Untuk jurnal :
1.Nama penulis
2.Tahun penerbitan
3.Judul tulisan
4.Nama jurnal
5.Jilid ( dan nomor )
6.Halaman

c.Untuk sumber pustaka lain dapat digunakan pedoman yang lazim.

d.Cara menulis pustaka dan artikel sesuai ketentuan yang berlaku.

2.Daftar Riwayat Hidup
Daftar riwayat hidup (bio-data, curriculum vitae) penyusun rancangan usulan penelitian memuat hal-hal sebagai berikut :
a.Nama lengkap dan derajat akademik
b.Tempat dan tanggal lahir
c.Pangkat dan jabatan
d.Riwayat pendidikan tinggi
e.Karya ilmiah
f.Pertemuan ilmiah yang dihadiri dan
g.Penghargaan ilmiah, bila ada.

SUMBER :
http://pasca.its.ac.id/dataq/file_content/File/pedoman_usulan_disertasi.doc

Rabu, 11 November 2015

TUGAS BULAN 2

1.1 KARANGAN ILMIAH
Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu ,disusun menurut metode tertentu dengan sistematika yang bersantun bahasa dan isinya dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya.
 
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah :
  1. Memberi penjelasan 
  2. Member komentar atau penilaian
  3. Memberi saran
  4. Menyampaikan sanggahan
  5. Membuktikan hipotesa
Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.
CIRI-CIRI KARYA ILMIAH
  • Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
  • Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
  • Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

  • Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari   pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
 
PERBEDAAN KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH
 
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
  1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
  2. Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
  3. Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
SIFAT KARYA ILMIAH
 
Berbeda dengan tulisan fiksi (novel, puisi, cerpen), karya ilmiah bersifat formal sehingga harus memenuhi syarat.Beberapa syarat tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Lugas dan tidak emosional
  2. Maksudnya adalah karya ilmiah hanya mempunyai satu arti, tidak memakai kata kiasan, sehingga pembaca tidak mebuaat tafsiran (interprestasi) sendiri-sendiri. Karena itu, perlu ada batasan (definisi) oprasional pengertian suatu istilah, konsep, atau variabe.
  3. Logis Maksudnya adalah kalimat, alinea, subbab, subsubbab, disusun berdasarkan suatu urutan yang konsisten. Urutan disini meliputi urutan pengertian, klasifikasi, waktu (kronologis), ruang, sebab-akibat, umum-khusus, khusus-umum, atau proses dan peristiwa.
  4. Efektif Maksudnya adalah baik alinea atau subbab harus menunjukan adanya satu kebulatan pikiran, ada penekanan, dan ada pengembangan.
  5. Efisien Maksudnya adalah hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.
  6.  Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.

1.2 KARANGAN NON ILMIAH
Karangan nonilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Ciri-ciri karangan nonilmiah:
  • ditulis berdasarkan fakta pribadi,
  • fakta yang disimpulkan subyektif,
  • gaya bahasa konotatif dan populer,
  • tidak memuat hipotesis,
  • penyajian dibarengi dengan sejarah,
  • bersifat imajinatif,
  • situasi didramatisir, dan
  • bersifat persuasif.
CONTOH KARANGAN NONILMIAH
 
Dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman adalah contoh karangan nonilmiah. Berikut penulis kutipkan cuplikan novel Hantu Jeruk Purut karya Yennie Hardiwidjaja dan synopsis telenovela Maria Mercedes.
 
Perbedaan
 
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis_menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
 
Perbedaan_perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek :
 
1. karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.
 
2. karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah_langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga,dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan_perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
 
    Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semi-ilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. 
 
    Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel,  feature,kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
 
    Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
 
Sifat Karya Nonilmiah :
  1. emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
  2. persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
  3. deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif .
  4. jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
1.3 METODE ILMIAH

Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.
   Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan  data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya. 
 
    Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.
 
    Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
 
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
  • Merumuskan masalah.
  • Merumuskan hipotesis.
  • Mengumpulkan data.
  • Menguji hipotesis.
  • Merumuskan kesimpulan.
Rumusan Masalah
    Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan.
Rumusan Hipotesis
    Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Mengumpulkan Data
    Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.
Menguji Hipotesis
    Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
Merumuskan Kesimpulan
    Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.

PENYUSUNAN SINTESIS
  • Pengertian Penyusunan Sintesis.
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atauelemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikansebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untukmemperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal s
ehinggamerupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan
hukum yang khusus.” Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986)
yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkansemua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia.
  • Cara Membuat Sintesis Tulisan
Sejumlah syarat yang harus diperhatikan oleh penulis dalam membuat sintesis, diantaranya :
  1. Penulis harus bersikap objektif dan kritis atas teks yang digunakannya.
  2. Bersikap kritis atas sumber yang dibacanya.
  3. Sudut pandang penulis harus tajam.
  4. Penulis harus dapat mencari kaitan antara satu sumber dengan sumber lainnya, dan
  5. Penulis harus menekankan pada bagian sumber yang diperlukannya.
  • Cara Membuat Tulisan Dari Bahan Bacaan Yang Beragam
Sebuah keterampilan. Tidak semua orang mampu dengan cermat dan tepat membuat tulisan dari bahan bacaan yang dibacanya. menggariskan cara yang berbeda  dan kita dapat mengubah produk data anda untuk mengoptimalkan pengungkapan, Sering kali ini memerlukan produk informasi lebih dari yang kita sediakan. Masing-masing laporan berlaku untuk jumlah produk yang tercantum.

Sumber:
http://www.seocontoh.com/2014/02/contoh-sistematika-penulisan-karya-ilmiah.html
http://pratamaherdian.blogspot.com/2013/04/pengertian-ciri-dan-bentuk-karangan.html
http://www.fali.unsri.ac.id/index.php/menu/42
http://syaefaanjar.blogspot.com/2015/04/karangan-ilmiah-non-ilmiah-dan-metode.html
http://ptcindonesia.heck.in/pengertian-karya-ilmiah-fungsi-syarat-je.xhtml
http://gatotbukankaca.weebly.com/bahasa-indonesia-2-karangan-ilmiah-non-ilmiah-dan-ilmiah-populer.html